BAB I
PEMBAHASAN
A.
Konferensif Pendidikan Islam Se-Dunia
1.
Konferensif Pendidikan Islam se-Dunia Pertama di Mekkah
tahun 1977
Konferensif pendidikan islam se-dunia pertama
diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Aziz, di Jeddah/ makkah pada bublan
maret-april 1977. Konferensif se dunia ini membahas masalah pendidikan formal
dan nonformal di semua cabang pengetahuan, dwi sistem pendidikan yang lazim di
Negara-negara muslim yang menimbulkan konflik antara orang-orang yang berfikiran
sekuler dan kelompok yang berfikiran keagamaan, hubungan antara pendidikan dan
masyarakat, masalah pendidikan wanita, serta mengajukan tujuan dan sasaran pendidikan dan cara-cara
mewujudkan cita-cita.
Konferensif ini juga membagi
pengetahuan atas dua kategori
pengetahuan yang di terima sebagai wahyu dan pengetahuan yang di
peroleh. Dengan demikian sebuah perinsip di letakan bagi perumusan sebuah
kurikulum hkas yang ideal.
2.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia Kedua di Islam
abad tahun 1980
Konferensif pendidikan islam Dunia
kedua di Islam abad pada bulam maret tahun 1980 di selenggarakan oleh
Universitas Qaidi Azam dan Universitas Al-Azhar Kairo, Jedah dan bekerja sama
penuh dengan kementerian pemerintah Pakistan. Kongres ini menunjukan bahwa
pendidikan harus merealisasikan cita-cita Islami mencakup pengembangan
keperibadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan
potensi psikologi dan fisiologi manusia, mengacu pada keilmuan dan sekaligus
berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim
yang paripurna dan bertawakal.
Sesuai firman Allah:
ö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya:
“katakanlah sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi
Allah Tuhan semesta alam”.(QS.Al-An’am:162)
Rumusan tersebut diatas
tercermin pula dalam Al-mujadalah ayat 11, yang
bunyinya sebagai berikut:
Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy ÇÊÊÈ
artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan derajat
orang yang berilmu pengethuan dan
orang yang beriman kepada Allah, Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al-Mujadalah:11)
Dengan demikian tujuan pendidikan
islam berjangkau sama luasnya dengan kebutuhan hidup umat manusia, masa kini dan
masa yang akan datang. Dimana manusia tidak hanya memerlukan iman (agama) melainkan
juga membutuhkan kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Seirama dengan tujuan pendidikan
islam, prof. Dr. Moh. Fadhil Al-Djamaly, berpendapat bahwa sasaran pendidikan
islam yang sesuai dengan ajaran islam, adalah membina kesadaran atas diri
manusia sendiri dan atas system social yang islami, sikap dan rasa tanggung
jawab social, juga terhadap alam sekitar serta kesadaran untuk mengembangkan
dan mengelola kepentingan kesejahteraan umat manusia. Namun yang paling penting
dari semuanya itu adalah membina ma’rifat kepada Allah pencipta alam dan
beribadah kepada-Nya serta menjauhi segala larangannya.
Secara teoritis tujuan pendidikan
islam itu sendiri dibagi menjadi dua tujuan, antara lain:
a. Tujuan keagamaan
Pendidikan islam penuh
dengan rohani islami dan berorientasi kepada kehidupan akhirat. Tujuan ini
difokuskan kepada pembentukan peribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat
islami melalui proses pendidikan sepiritual menuju ma’rifat kepada Allah. Hal
demikian ditegaskan dalam firman Allah swt dalam surat Al-A’la: 14-17
ôs% yxn=øùr& `tB 4ª1ts? ÇÊÍÈ tx.sur zOó$# ¾ÏmÎn/u 4©?|Ásù ÇÊÎÈ ö@t/ tbrãÏO÷sè? no4quysø9$# $u÷R9$# ÇÊÏÈ
äotÅzFy$#ur ×öyz #s+ö/r&ur ÇÊÐÈ
Artinya: “sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan dirinya dengan
beriman dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia bersembahyang tetapi kamu (orang
kafir) memilih kehidupan duniawi, sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih
baik dan lebih kekal. (QSAl-A’la)
b. Tujuan keduniawian
Tujuan
ini mengutamakan kepada upaya untuk mewujudkan kehidupan kesejahteraan dan
kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini ukurannya sangat relative,
bergantung pada kebudayaan dan peradaban manusia, nilai-nilai kehidupan yang
didasarkan atas kecenderungan hidup sosial budaya yang berbeda-beda menirut
tempat dan waktu pada masyarakat tersebut. (menurut para pemikir dan para ulama
islam).
Konferensi
ini membahas tentang model kurikulum untuk tahap primer di desain dalam rincian
walaupun penekanannya terutama pada tujuan-tujuan akademis dan perilaku untuk
tahap menengah perinsip-perinsip yang luas telah pula di tegakan. Bagi tinggit
Universitas penekanan diberikan terutama reorganisasi “pendidikan umum” karena
pendidikan itu di anggap merupakan pendidikan dasar yang seharusnya
mempersiapkan mahasiswa dengan pendidikan islam terhadap setip cabang ilmu
pengetahuan.
Kurikulum
ini dibuat polanya melihat pola dasar Universitas yang bersangkutan dengan
sedikit modifikasi dapat dilaksanakan oleh semua Universitas di dunia muslim,
terutama Universitas yang mengikuti rencana pembuatan kurikulum Amerika.
3.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia ketiga di Dacca
Tahun 1981
Konferensi
pendidikan islam di dunia ketiga diselenggarakan di dacca pada bulan maret 1981
oleh institute pendidikan dan riset islam (IIER) yang dibentuk oleh pemerintah
Bangladesh atas pemerintah Universitas Kang Abdul Aziz.
Konferensi
ini membahas tentang masalah dalam mempersiapkan buku, teks yang di harapkan di
sediakan oleh pihak berwenang dalam pendidikan kalau mereka ingin melaksanakan
kurikulum yang ideal serta membahas perinsip-perinsip khusus khas yang ideal.
4.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia keempat di
Jakarta tahun 1982
Konferensi
pendidikan islam keempat di selenggarakan di Jakarta tahun 1982 konferensi ini
membahas tentang model tipikal yang ideal dalam metodologi pengajaran.
Rekomendasi konferensi tesebut menunjukan interelansi konseptualisasi dari
sudut pandang islam, produksi buku teks dan buku metodologi pengajaran perlunya
pendekatan secara menyeluruh sangat di sadari walaupun setiap yang di ajarkan
harus sesuai dengan tekniknya.
Dengan
demikian konferensi tersebut telah menyediakan sebuah metode yang ideal di
samping menyarankan metode tertentu
untuk menyampaikannya. Makalah yang di sajikannya pun memberikan model dari
sebuah rencana kerja bagi para ahli pendidikan dan pihak berwenang di Negara
muslim. (Sayid Husain Nasr, Horison baru pendidikan islam, 89-92)
B.
Rekomendasi Hasil Konferensi Pendidikan islam
se-Dunia
1.
Hasil konferensi pendidikan islam dunia pertama
a. Tujuan pendidikn
Pendidikan harus
bertujuan mencapai keperibadian manusia yang menyeluruh secara seimbang dengan
ilmu yang di perolehnya baik hubungannya dengan Tuhan Maupun dengan manusia.
b. Pengetahuan di kelompokan dalam dua
kategori. Pengetahuan abadi dan pendidikan yang di peroleh.
c. Kurikulum dan silabus pengetahuan abadi
yang di berikan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits
d. Kurikulim dan silabus pengetahuan yang
di perole harus mengandung nilai-nilai islam.
e. Pendidikan dan masyarakat (pendidikan
nonformal)
-
Media
masa sebagai informasi yang menyajikan program ilmiah yang telah
disederhanakan, yang di bimbing oleh semangat islami.
-
Lingkungan
pendidikan harus bernuanskan islami
f. Pendidikan guru dan penerimaan guru
-
Guru-guru
muslim harus di ilhami dengan ide-ide dan konsep-konsep yang islami
-
Perlunya
sarana atau pasilitas yang memadai pendidikan guru
g. Pendidikan wanita
Adanya pasilitas
pendidikan antara laki-laki dan wanita.
Disusunnya suatu system pendidikan khusus untuk kaum wanita yang di dasarkan
pada asas-asas ilmiah yang di pertimbangkan secara seksama. Di berikan kuliah
yang cocok untuk kodrat wanita.
h. Pendidikan nonformal kaum muda
Lembaga-lembaga
kaum muda harus digalakan untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan
tingkatan dan sejalan dangan tujuan masyarakat yang islam
i.
Minoritas
muslim
Adanya perhatian
khusus terhadap kaum minorits muslim mendesak semua muslim agar menyediakan
pasilitas pendidikan yang memadai bagi anak-anak. Dari Negara-negara yang
diduduki dalam situasi yang sulit.
2.
Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia Kedua
Pengetahuan
antara kategori “pengetahuan abadi” dan “pengetahuan yang di proleh” diterapkan pada pengetahuan pada keseluruhan
dan di klarifikasikan menjadi dua kelompok.
Kelompok I
(pengetahuan abadi)
-
Al-Qur’an
-
Sunah
-
Sirah
Nabi, sahabat dan para pengikutnya
-
Tauhid,
Ushul al-Fiqh dan fiqh
-
Bahasa Arab Al-Qur’an
-
Bahan-bahan
tambahan (metafisika islam, ilmu administrasi, dsb).
Semua cabang
pengetahuan yang di peroleh di atas harus di ajarkan dari sudut pandang islam
Rancangan kurikulum
Pola kurikulum di bedakan menjadi
tiga tingkatan yang di sesuaikan dengan perkembangan
psikologi anak.
a. Tingkat pertama
Program-program
instuksional di berikan secara konkrit dengan menunjukan ide-ide dasar,
lingkungan kelembagaan harus mencerminkan kelompok islami yang ideal dan sehat,
kegiatan–kegiatan perlu di tuntut oleh teladan guru yang lebih tua. Pada
tingkatan-tingkatan ini disiplin-disiplin ilmu berikut ini perlu di
perhitungkan melalui materi pengajaran yang sesuai dengan kelompok umur yang
berbeda.
b. Tingkar kedua
Tahap ini
merupakan tahap yang paling keritis dalam pertumbuhan emosi dan intelektual
anak, anak-anak mudah mendengar godaan menjadi mangsa wawasan dalam bentuk
sensasi, ide-ide yang keliru ini dan kebenaran yang setengah-setengah.
Pada
tingkatan-tingkatan ini yang paling di butuhkan adalah penambahan yang lebih
luas karena pertumbuhan mental membutuhkan suatu perspektif yang lebih luas
baik mengenai waktu maupun tempat. Namun inti dari kurikulum ini adalah iman, islami
dan motifasi untuk menerapkannya. Dalam seluruh tingkatan kedua ini akan di
berikan kuliah-huliah wajib untuk materi-materi lain:
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Bahasa Arab, Bahasa Nasional dan salah
satu Bahasa Eropa
3. Matematika
4. Salah satu ilmu-ilmu alam
5. Geografi
6. Sejarah dan kebudyaan
c. Tingkat Universitas
Kurikulum tingkat
ketiga harus di dasarkan pada tingkat dasar (pertama/kedua) dengan tiga tujuan
berikut :
-
Memberi
pemahaman yang mendalam mengenai Islam dan masyarakat muslim untuk memungkinkan
mahasiswa dipersiapkan untuk mengatasi masalah-masalah Islam di sepanjang
hidupnya.
-
Menanamkan
pemahaman khususnya dalam cabang apapun dalam dua kelompok pengetahuan untuk di
pilih oleh mahasiswa setelah konsultasi dengan pembimbing studi.
-
Menjamin
suatu pertumbuhan keperibadian mahasiswa secara seimbang melalui kuliah-kuliah
mengenai pendidikan Islam umum yang merupakan kuliah wajib.
Kuliah
pendidikan Islam umum terdiri dari:
-
Dua
kuliah dari kelompok I, yaitu bahasa Arab, dan yang lainnya adalah baik itu
kebudayaan dan peradaban Islam atau sejarah pemikiran dan paham Islam.
-
Dua
kuliah dari kelompok II, yaitu filsafat ilmu pengetahuan dan pengajaran Islam
dan yang lainnya, baik seni dan arsitektur Islam atau satu dari kuliah-kuliah
yang di berikan dari sudut pandang Islam “sejarah Ekonomi, dan psikologi ”.
(H.M Arifin, 996:40).
-
Dalam
konferensi kedua ini juga membahas mengenai tujuan akhir pendidikan Islam
sebagai berikut: “education sould aimat the balanced growth of total
personality of man through the training of mans spirit, intellect, the rational
self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for the
growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imajinative,
physical, scientific, linguistic, both individually and collectively and motivate,
allthese aspect toword goodness and attain men of perpection. The ultimate aim
of education lies in the realization of complete sub mission to Allah on the
level of individual, the community and humanity at large”.
3.
Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia Ketiga
Asas-asas
umum:
a. Konsep Islam tentang manusia sebagai
khalifatullah membuat pertumbuhan spiritual, moral intelektual dan imajinatif
manusia secara potensial menjadi tidak ada batasnya.
b. Karena pengetahuan sebagai sumber pertumbuhan
Islam tidak membatasi pengajaran pengetahuan.
c. Berdasarkan hakekat menyeluruh dari
pengajaran pengetahuan ini maka perkembangan manusia besifat menyeluruh dan
seimbang dengan demikian kurikulum harus mempunyai pola antar disiplin ilmu;
d. Karena hubungan antar disiplin ilmu
dimanfaatkan oleh pertumbuhan fisik, mental, sepiritual dan imajinatif anak
secara perlahan-lahan maka semua kuliah harus diberikan secara bertingkat .
e. Pertumbuhan dan perkembangan ini dilihat
dalam Islam dan konteks hubungan manusia dengan Allah, manusia dan alam.
Berdasarkan
asas-asas ini pengetahuan buku teks tidak dapat dilakukan secara efektif di
Negara-negara kecuali jika mereka mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk menggunakan
untuk inti yang umum sehingga antara dua system tradisional dan modern
perlahan-lahan dikurangi.
1. System ganda kurikulum untuk tingkat
pertama
2. Konseptualisasi karena berhasil atau
gagalnya Islamisasi kurikulum dan buku-buku teks tergantung pada keberhasilah
konsep-konsep Islam, maka WCIE dapat diminta untuk melengkapi tugas penelitian
konseptualisasi sedini mungkin.
3. Pengembangan buku teks sebagai pengaruh
yang memecah belah dan sarana untuk menggalang persatuan dan solidaritas dunia
muslim.
4. Mendesak semua Negara muslim untuk
mempertahankan dan menggunakan kembali sejarah geografi baik dalam system
modern maupun traditional
5. Sastra, yang diajarkan kepada anak sejak
kecil dari tahap menyusui sampai ke perguruan tinggi, harus di kemas dan di
lakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi seorang anak religius.
6. Pengajaran ilmu pengajaran.
4.
Hasil Konperensi Islam dunia keempat
a. Semua pemerintah muslim diminta untuk
melaksanakan rekomendasi tiga konferensi pendidikan islam untuk sebelumnya,
khususnya sejauh menyangkut rumusan konsep Islam untuk setiap cabang
pengetahuan, perbaikan kurikulum yang ada sehingga sejalan dengan
konsektualisasi, dan persiapan buku teks berdasarkan konsep-konsep dan silabus
tersebut.
b. Lembaga-lembaga dan penelitian yang
dibangun di Negara-negara Islam untuk menjadikan pendidikan mempunyai ciri
Islam perlu menggalakan kegiatan untuk melengkapi karyanya melalui kerjasama
nasional internasional yang semakin meningkat.
c. Lembaga-lembaga pendidikan dituntut
untuk membentuk kelompok-kelompok studi khusus dalam merumuskan dan menyiapkan
garis pedoman guru-guru agar mereka mengajar semua materi dari sudut pandang
Islam selanjutnya perlu diadakan lokakarya besar-besaran dalam setiap disiplin
ilmu supaya seluruh tingkatan pendidikan berbagai Negara dapat memberi bentuk
bagi pegangan guru-guru.
d. Pegangan untuk guru-guru perlu di
bagi-bagikan keseluruh dunia untuk digunakan dari evaluasi
e. Dasar perumusan pegangan guru adalah: metodologi
pengajaran harus menujukan perlunya kesadaran religius di pihak guru, metode
belajar semua disiplin ilmu perlu dan saling kait mengkait dan sekaligus setiap
disiplin ilmu mempertahankan cirinya yang khusus dan berbeda.
f. Perlu diadakan seminar internasional
untuk mengevaluasi hasil-hasil penggunaan pegangan guru tersebut dan
memperbaiki metodologi pengajaran berdasarkan pengalaman diperoleh di setiap
Negara.
g. Untuk lebih lanjutnya semua Negara
Muslim diminta melaksanakan rekomendasi konverensi dengan menyelenggarakan
kuliah khusus dalam rangka melatih para guru dalam lembaga-lembaga latihan baik
melalui program radio atau televisi.
h. Perlu adanya bunga yang mengumpulkan
ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berhubungan dengan setiap cabang ilmun
pengetahuan.[1]
Kurikulum
Islam Untuk Pendidikan Muslim Pendidikan
adalah aktivitas yang sengaja di lakukan untuk mengembangkan individu secara
penuh. Karena itu, norma nilai-nilai pentinh dalam semua perencanaan
pendidikan, baik norma itu sekularis, humanis, marxis maupun religius sifatnya.
Islam memberikan sebuah norma objektif untuk semua ahli pendidikan.
Konsep
nilai-nilai islam ini memiliki objektifitas dan universalitas. Ini bukan
merupakan kesadaran subjektif individu, kelompok atau ras. Islam menegaskan
tradisi universal yang telah berlangsung lama dan memperkuat pola nilai yang di jungjung tinggi oleh semua
agama di dunia. Islam menandaskan dasar terakhir dan basisi penghujung bagi
nilai-nilai terdapat pada konsepsi hubungan manusia dengan Tuhan, kemanusiaaan
dan alam semesta.
C.
Berarti manusia harus memiliki
pengetahuan tentang hubungan itu, ia dapat berbuat demikian dengan
memahamisifatnya sendiri, sifat Tuhan dan watak alam semesta. Hanya dengan
memahami interelasi ini ia dapat memutuskan peranan dan fungsinya sendiri.[2]
Kurikulum Islam pertimbangan –pertimbangan Dasar
Dengan
“kurikulum” dimaksudkan seluruh program kerja di sekolah, maktab dan
universitas, karena ini alat yang penting bagi pendidikan dan arena padanya
tergantanung desain gedung sekolah, perencanaan dan anggaran jenis serta sifat
kerjasama yang di perlukan antara rumah dan sekolah, sebuah kurikulum dapat di
buat kerangkanya secara tepat hanya kalau kita dapat emutuskan mengapa kita harus mendidik seorang
anak.
Masyarakat muslim di seluruh dunia
sependapat dalam hal ini, tujuan pendidikan, menurut ummah pada umumnya, adalah
menghasikan seorang muslim yang baik yang
berbudaya dan ahli-berbudaya
dalam pengertian ia tahu bagaimana menggunakan pengetahuan untuk kemajuan
sepiritual, intelektual dan materialnya, dan ahli dalam pengertian ini adalah
seorang yang berguna dalam masyarakatnya.[3]
Falsafah pendidikan umum yang merupakan system
pendidikan yang lazim di Negara-negara muslim tidaklah lengkap, seperti kita
saksikan, karena system tersebut meninggalkan satu aspek dari kepribadian
manusia, yaitu spiritnya.
Karena itu, pengetahuan bukanlah
dimiliki hana bdemi pengetahuan itu sendiri, tidak juga pengetahuan tersebut
dapat diperoleh dengan cara seperti itu atau tujuan itu. Apa pun yang
dipelajari seseorang, yang dipelajarinya itu akan menimbulkan akibat,
mempengaruhi atau mengubah kepribadian orang itu. Adam, manusia pertama,
menjadi khalifatullah hanya setelah
Allah mengajarkan kepadanya esensi dari segalanya.
Berarti, seluruh kepribadiannya
memiliki karakteristik dari seseorang yang mampu menjadi wakil Tuhan dibumi melalui
pengetahuan itu. Oleh sebab itu, pengetahuan tidak akan menjadi atau pernah
menjadi semata-mata milik intelektual. Emosi, moral dan keyakinan manusia
dikondisikan oleh apa yang diketahuinya. Sikapnya terhadap kehidupan mengalami
perubahan tanpa disadarinya. Karena itu pula, pengetahuan tentang kehidupan
yang penting itu harus mendapat prioritas.[4]
Kurikulum
pendidikan islam adalah semua rencana yang terdapat dalam proses
pembembelajaran.
Materi dalam kurikulum pendidikan islam meliputi :
a.
Tujuan
Tujuan pendidikan agama islam ini, yang dapat di
klasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan kulikuler dan tujuan pembelajaran.”tujuan
kurikurel adalah pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman , penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama islam
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, dan masyararakat, berbangsa, dan
bernegara”
b.
Isi
Isi dari kurikulum materi atau bahan pelajaran dan
pengatahuan atau pengalaman belajar yang harus di berikan pada peserta didik
untuk mencapai mataeri tersebut.
c.
Strategi atau Metode
Strategi adalah pola umum kegiatan Guru dan murid dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan
yang telah di gariskan .
d.
Evaluasi
Evaluasi kurikulum yang di maksudkan menilai suatu
kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas,
relevasi dan produktifitas , program dalam mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum pendidikan islam meliputi tiga hal yaitu :
a.
Masalah keimanan (akidah)
Bagian
akidah yang bersentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk
mengenai iman setiap manusia dengan Allah, malaikat , kitab-kitab ,
rosul-rosul, hari kiamat, Qodo dan Qodar Allah swt. Masalah keimanan mendapat
prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang
pertama perlu di tanamkan pada anak didik.
b.
Masalah keislaman (syari’ah)
Bagian
syari’ah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam
mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara hubungan manusia. Aspek
pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran islam yang penting
di tempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini
c.
Masalah ihsan (ahlaq)
Bagian
ahlaq merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (
keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan
dalan kehiidupan bermasyarakat.
Ketiga
ajaran pokok tersebut akhirnya di bentuk menjadi rukun iman, rukun islam dan
aklaq. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama berupa ilmu tauhid,
ilmu fiqh dan ilmu aklaq. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian
di lengkapi dengan pembahasan dasar hukum islam, yaitu al-qur’an dan hadis.
Dalam
perkembangannnya kurikulum pendidikan islam juga harus menyesuaikan
prinsip-prinsip kurui kulum secara umum :
a.
Berpusat kepada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
b.
Menyeluruh dan berkesinambungan ( saling menghubungkan atau jalin menjalin
antara berbagai jenis program pendidikan )
c.
Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengatahuan, teknologi, dan seni.
d.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e.
Beragam dan terpadu
f.
Belajar sepanjang hayat
g.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB
II
PENUTUP
A.
KESIMPULAM
Konferensif
Pendidikan Islam Se-Dunia
1.
Konferensif Pendidikan Islam se-Dunia Pertama di
Mekkah tahun 1977
Konferensif pendidikan islam se-dunia pertama
diselenggarakan oleh UniversitasKing
Abdul Aziz, di Jeddah/ makkah pada bublan maret-april 1977.
2.
Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia Kedua di Islam
abad tahun 1980
Konferensif pendidikan islam Dunia
kedua di Islam abad pada bulam maret tahun 1980 di selenggarakan oleh
Universitas Qaidi Azam dan Universitas Al-Azhar Kairo. mengacu pada keilmuan
dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah
manusia muslim yang paripurna dan bertawakal. Sesuai firman Allah:
ö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya: “katakanlah sesungguhnya solatku,
ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta
alam”.(QS.Al-An’am:162)
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Muslihah Eneng, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Diadit Media. 2010.
Ø Sayyid Husen Nasr, Ali Asraf, Horishon
Baru Pendidikan Islam,
Jakarta: Pustaka Firdaus. 1989.
Ø Departemen pendidikan dan kebudayaan, kurikulum GBPP pendidikan
agama islam, jakarta, 1995
Ø Hasan basri, filsafat pendidikan islam,bandung : pustaka
setia, 2009
Ø Zakiah darajat, ilmu pendidikan islam, jakarta: bumi
aksara,1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar