Kamis, 28 Mei 2015

Makalah Ilmu Pendidikan Islam Se- Dunia

BAB I
PEMBAHASAN
A.    Konferensif Pendidikan Islam Se-Dunia
1.      Konferensif Pendidikan Islam se-Dunia Pertama di Mekkah tahun 1977
Konferensif  pendidikan islam se-dunia pertama diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Aziz, di Jeddah/ makkah pada bublan maret-april 1977. Konferensif se dunia ini membahas masalah pendidikan formal dan nonformal di semua cabang pengetahuan, dwi sistem pendidikan yang lazim di Negara-negara muslim yang menimbulkan konflik antara orang-orang yang berfikiran sekuler dan kelompok yang berfikiran keagamaan, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, masalah pendidikan wanita, serta mengajukan  tujuan dan sasaran pendidikan dan cara-cara mewujudkan cita-cita.
Konferensif ini juga membagi pengetahuan atas dua kategori  pengetahuan yang di terima sebagai wahyu dan pengetahuan yang di peroleh. Dengan demikian sebuah perinsip di letakan bagi perumusan sebuah kurikulum hkas yang ideal.
2.      Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia Kedua di Islam abad tahun 1980
Konferensif pendidikan islam Dunia kedua di Islam abad pada bulam maret tahun 1980 di selenggarakan oleh Universitas Qaidi Azam dan Universitas Al-Azhar Kairo, Jedah dan bekerja sama penuh dengan kementerian pemerintah Pakistan. Kongres ini menunjukan bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita Islami mencakup pengembangan keperibadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan potensi psikologi dan fisiologi manusia, mengacu pada keilmuan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna dan bertawakal.

Sesuai firman Allah:
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya: “katakanlah sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam”.(QS.Al-An’am:162)

Rumusan tersebut diatas tercermin pula dalam Al-mujadalah ayat 11, yang
 bunyinya sebagai berikut:
Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ ÇÊÊÈ
artinya:  “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu pengethuan      dan orang yang beriman kepada Allah, Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Al-Mujadalah:11)

Dengan demikian tujuan pendidikan islam berjangkau sama luasnya dengan kebutuhan hidup umat manusia, masa kini dan masa yang akan datang. Dimana manusia tidak hanya memerlukan iman (agama) melainkan juga membutuhkan kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Seirama dengan tujuan pendidikan islam, prof. Dr. Moh. Fadhil Al-Djamaly, berpendapat bahwa sasaran pendidikan islam yang sesuai dengan ajaran islam, adalah membina kesadaran atas diri manusia sendiri dan atas system social yang islami, sikap dan rasa tanggung jawab social, juga terhadap alam sekitar serta kesadaran untuk mengembangkan dan mengelola kepentingan kesejahteraan umat manusia. Namun yang paling penting dari semuanya itu adalah membina ma’rifat kepada Allah pencipta alam dan beribadah kepada-Nya serta menjauhi segala larangannya.

Secara teoritis tujuan pendidikan islam itu sendiri dibagi menjadi dua tujuan, antara lain:
a.       Tujuan keagamaan
Pendidikan islam penuh dengan rohani islami dan berorientasi kepada kehidupan akhirat. Tujuan ini difokuskan kepada pembentukan peribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat islami melalui proses pendidikan sepiritual menuju ma’rifat kepada Allah. Hal demikian ditegaskan dalam firman Allah swt dalam surat Al-A’la: 14-17
ôs% yxn=øùr& `tB 4ª1ts? ÇÊÍÈ   tx.sŒur zOó$# ¾ÏmÎn/u 4©?|Ásù ÇÊÎÈ   ö@t/ tbrãÏO÷sè? no4quŠysø9$# $u÷R9$# ÇÊÏÈ
  äotÅzFy$#ur ׎öyz #s+ö/r&ur ÇÊÐÈ  
Artinya: “sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan dirinya          dengan beriman dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia bersembahyang tetapi kamu (orang kafir) memilih kehidupan duniawi, sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik  dan lebih kekal. (QSAl-A’la)
b.      Tujuan keduniawian
Tujuan ini mengutamakan kepada upaya untuk mewujudkan kehidupan kesejahteraan dan kemanfaatannya. Tujuan pendidikan jenis ini ukurannya sangat relative, bergantung pada kebudayaan dan peradaban manusia, nilai-nilai kehidupan yang didasarkan atas kecenderungan hidup sosial budaya yang berbeda-beda menirut tempat dan waktu pada masyarakat tersebut. (menurut para pemikir dan para ulama islam).
Konferensi ini membahas tentang model kurikulum untuk tahap primer di desain dalam rincian walaupun penekanannya terutama pada tujuan-tujuan akademis dan perilaku untuk tahap menengah perinsip-perinsip yang luas telah pula di tegakan. Bagi tinggit Universitas penekanan diberikan terutama reorganisasi “pendidikan umum” karena pendidikan itu di anggap merupakan pendidikan dasar yang seharusnya mempersiapkan mahasiswa dengan pendidikan islam terhadap setip cabang ilmu pengetahuan.
Kurikulum ini dibuat polanya melihat pola dasar Universitas yang bersangkutan dengan sedikit modifikasi dapat dilaksanakan oleh semua Universitas di dunia muslim, terutama Universitas yang mengikuti rencana pembuatan kurikulum Amerika.
3.      Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia ketiga di Dacca Tahun 1981
Konferensi pendidikan islam di dunia ketiga diselenggarakan di dacca pada bulan maret 1981 oleh institute pendidikan dan riset islam (IIER) yang dibentuk oleh pemerintah Bangladesh atas pemerintah Universitas Kang Abdul Aziz.
Konferensi ini membahas tentang masalah dalam mempersiapkan buku, teks yang di harapkan di sediakan oleh pihak berwenang dalam pendidikan kalau mereka ingin melaksanakan kurikulum yang ideal serta membahas perinsip-perinsip khusus khas yang ideal.
4.      Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia keempat di Jakarta tahun 1982
Konferensi pendidikan islam keempat di selenggarakan di Jakarta tahun 1982 konferensi ini membahas tentang model tipikal yang ideal dalam metodologi pengajaran. Rekomendasi konferensi tesebut menunjukan interelansi konseptualisasi dari sudut pandang islam, produksi buku teks dan buku metodologi pengajaran perlunya pendekatan secara menyeluruh sangat di sadari walaupun setiap yang di ajarkan harus sesuai dengan tekniknya.
Dengan demikian konferensi tersebut telah menyediakan sebuah metode yang ideal di samping menyarankan  metode tertentu untuk menyampaikannya. Makalah yang di sajikannya pun memberikan model dari sebuah rencana kerja bagi para ahli pendidikan dan pihak berwenang di Negara muslim. (Sayid Husain Nasr, Horison baru pendidikan islam, 89-92)

B.     Rekomendasi Hasil Konferensi Pendidikan islam se-Dunia

1.      Hasil konferensi pendidikan islam dunia pertama
a.       Tujuan pendidikn
Pendidikan harus bertujuan mencapai keperibadian manusia yang menyeluruh secara seimbang dengan ilmu yang di perolehnya baik hubungannya dengan Tuhan Maupun dengan manusia.
b.      Pengetahuan di kelompokan dalam dua kategori. Pengetahuan abadi dan pendidikan yang di peroleh.
c.       Kurikulum dan silabus pengetahuan abadi yang di berikan harus berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits
d.      Kurikulim dan silabus pengetahuan yang di perole harus mengandung nilai-nilai islam.
e.       Pendidikan dan masyarakat (pendidikan nonformal)
-          Media masa sebagai informasi yang menyajikan program ilmiah yang telah disederhanakan, yang di bimbing oleh semangat islami.
-          Lingkungan pendidikan harus bernuanskan islami
f.       Pendidikan guru dan penerimaan guru
-          Guru-guru muslim harus di ilhami dengan ide-ide dan konsep-konsep yang islami
-          Perlunya sarana atau pasilitas yang memadai pendidikan guru
g.      Pendidikan wanita
Adanya pasilitas pendidikan antara laki-laki dan  wanita. Disusunnya suatu system pendidikan khusus untuk kaum wanita yang di dasarkan pada asas-asas ilmiah yang di pertimbangkan secara seksama. Di berikan kuliah yang cocok untuk kodrat wanita.
h.      Pendidikan nonformal kaum muda
Lembaga-lembaga kaum muda harus digalakan untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkatan dan sejalan dangan tujuan masyarakat yang islam


i.        Minoritas muslim
Adanya perhatian khusus terhadap kaum minorits muslim mendesak semua muslim agar menyediakan pasilitas pendidikan yang memadai bagi anak-anak. Dari Negara-negara yang diduduki dalam situasi yang sulit.

2.          Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia Kedua
Pengetahuan antara kategori “pengetahuan abadi” dan “pengetahuan yang di proleh”  diterapkan pada pengetahuan pada keseluruhan dan di klarifikasikan menjadi dua kelompok.

Kelompok I (pengetahuan abadi)
-          Al-Qur’an
-          Sunah
-          Sirah Nabi, sahabat dan para pengikutnya
-          Tauhid, Ushul al-Fiqh dan fiqh
-           Bahasa Arab Al-Qur’an
-          Bahan-bahan tambahan (metafisika islam, ilmu administrasi, dsb).
Semua cabang pengetahuan yang di peroleh di atas harus di ajarkan dari sudut pandang islam
Rancangan kurikulum
Pola kurikulum di bedakan menjadi tiga tingkatan yang di sesuaikan dengan  perkembangan psikologi anak.
a.       Tingkat pertama
Program-program instuksional di berikan secara konkrit dengan menunjukan ide-ide dasar, lingkungan kelembagaan harus mencerminkan kelompok islami yang ideal dan sehat, kegiatan–kegiatan perlu di tuntut oleh teladan guru yang lebih tua. Pada tingkatan-tingkatan ini disiplin-disiplin ilmu berikut ini perlu di perhitungkan melalui materi pengajaran yang sesuai dengan kelompok umur yang berbeda.


b.      Tingkar kedua
Tahap ini merupakan tahap yang paling keritis dalam pertumbuhan emosi dan intelektual anak, anak-anak mudah mendengar godaan menjadi mangsa wawasan dalam bentuk sensasi, ide-ide yang keliru ini dan kebenaran yang setengah-setengah.
Pada tingkatan-tingkatan ini yang paling di butuhkan adalah penambahan yang lebih luas karena pertumbuhan mental membutuhkan suatu perspektif yang lebih luas baik mengenai waktu maupun tempat. Namun inti dari kurikulum ini adalah iman, islami dan motifasi untuk menerapkannya. Dalam seluruh tingkatan kedua ini akan di berikan kuliah-huliah wajib untuk materi-materi lain:
1.      Al-Qur’an dan Hadits
2.      Bahasa Arab, Bahasa Nasional dan salah satu Bahasa Eropa
3.      Matematika
4.      Salah satu ilmu-ilmu alam
5.      Geografi
6.      Sejarah dan kebudyaan
c.       Tingkat Universitas
Kurikulum tingkat ketiga harus di dasarkan pada tingkat dasar (pertama/kedua) dengan tiga tujuan berikut :
-          Memberi pemahaman yang mendalam mengenai Islam dan masyarakat muslim untuk memungkinkan mahasiswa dipersiapkan untuk mengatasi masalah-masalah Islam di sepanjang hidupnya.
-          Menanamkan pemahaman khususnya dalam cabang apapun dalam dua kelompok pengetahuan untuk di pilih oleh mahasiswa setelah konsultasi dengan pembimbing studi.
-          Menjamin suatu pertumbuhan keperibadian mahasiswa secara seimbang melalui kuliah-kuliah mengenai pendidikan Islam umum yang merupakan kuliah wajib.
Kuliah pendidikan Islam umum terdiri dari:
-          Dua kuliah dari kelompok I, yaitu bahasa Arab, dan yang lainnya adalah baik itu kebudayaan dan peradaban Islam atau sejarah pemikiran dan paham Islam.
-          Dua kuliah dari kelompok II, yaitu filsafat ilmu pengetahuan dan pengajaran Islam dan yang lainnya, baik seni dan arsitektur Islam atau satu dari kuliah-kuliah yang di berikan dari sudut pandang Islam “sejarah Ekonomi, dan psikologi ”. (H.M Arifin, 996:40).
-          Dalam konferensi kedua ini juga membahas mengenai tujuan akhir pendidikan Islam sebagai berikut: “education sould aimat the balanced growth of total personality of man through the training of mans spirit, intellect, the rational self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imajinative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively and motivate, allthese aspect toword goodness and attain men of perpection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete sub mission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”.

3.      Hasil Konferensi Pendidikan Islam Dunia Ketiga
Asas-asas umum:
a.       Konsep Islam tentang manusia sebagai khalifatullah membuat pertumbuhan spiritual, moral intelektual dan imajinatif manusia secara potensial menjadi tidak ada batasnya.
b.      Karena pengetahuan sebagai sumber pertumbuhan Islam tidak membatasi pengajaran pengetahuan.
c.       Berdasarkan hakekat menyeluruh dari pengajaran pengetahuan ini maka perkembangan manusia besifat menyeluruh dan seimbang dengan demikian kurikulum harus mempunyai pola antar disiplin ilmu;
d.      Karena hubungan antar disiplin ilmu dimanfaatkan oleh pertumbuhan fisik, mental, sepiritual dan imajinatif anak secara perlahan-lahan maka semua kuliah harus diberikan secara bertingkat .
e.       Pertumbuhan dan perkembangan ini dilihat dalam Islam dan konteks hubungan manusia dengan Allah, manusia dan alam.
Berdasarkan asas-asas ini pengetahuan buku teks tidak dapat dilakukan secara efektif di Negara-negara kecuali jika mereka mengambil langkah-langkah yang konkrit untuk menggunakan untuk inti yang umum sehingga antara dua system tradisional dan modern perlahan-lahan dikurangi.
1.      System ganda kurikulum untuk tingkat pertama
2.      Konseptualisasi karena berhasil atau gagalnya Islamisasi kurikulum dan buku-buku teks tergantung pada keberhasilah konsep-konsep Islam, maka WCIE dapat diminta untuk melengkapi tugas penelitian konseptualisasi sedini mungkin.
3.      Pengembangan buku teks sebagai pengaruh yang memecah belah dan sarana untuk menggalang persatuan dan solidaritas dunia muslim.
4.      Mendesak semua Negara muslim untuk mempertahankan dan menggunakan kembali sejarah geografi baik dalam system modern maupun traditional
5.      Sastra, yang diajarkan kepada anak sejak kecil dari tahap menyusui sampai ke perguruan tinggi, harus di kemas dan di lakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi seorang anak religius.
6.      Pengajaran ilmu pengajaran.

4.      Hasil Konperensi Islam dunia keempat  
a.       Semua pemerintah muslim diminta untuk melaksanakan rekomendasi tiga konferensi pendidikan islam untuk sebelumnya, khususnya sejauh menyangkut rumusan konsep Islam untuk setiap cabang pengetahuan, perbaikan kurikulum yang ada sehingga sejalan dengan konsektualisasi, dan persiapan buku teks berdasarkan konsep-konsep dan silabus tersebut.
b.      Lembaga-lembaga dan penelitian yang dibangun di Negara-negara Islam untuk menjadikan pendidikan mempunyai ciri Islam perlu menggalakan kegiatan untuk melengkapi karyanya melalui kerjasama nasional internasional yang semakin meningkat.
c.       Lembaga-lembaga pendidikan dituntut untuk membentuk kelompok-kelompok studi khusus dalam merumuskan dan menyiapkan garis pedoman guru-guru agar mereka mengajar semua materi dari sudut pandang Islam selanjutnya perlu diadakan lokakarya besar-besaran dalam setiap disiplin ilmu supaya seluruh tingkatan pendidikan berbagai Negara dapat memberi bentuk bagi pegangan guru-guru.
d.      Pegangan untuk guru-guru perlu di bagi-bagikan keseluruh dunia untuk digunakan dari evaluasi
e.       Dasar perumusan pegangan guru adalah: metodologi pengajaran harus menujukan perlunya kesadaran religius di pihak guru, metode belajar semua disiplin ilmu perlu dan saling kait mengkait dan sekaligus setiap disiplin ilmu mempertahankan cirinya yang khusus dan berbeda.
f.       Perlu diadakan seminar internasional untuk mengevaluasi hasil-hasil penggunaan pegangan guru tersebut dan memperbaiki metodologi pengajaran berdasarkan pengalaman diperoleh di setiap Negara.
g.      Untuk lebih lanjutnya semua Negara Muslim diminta melaksanakan rekomendasi konverensi dengan menyelenggarakan kuliah khusus dalam rangka melatih para guru dalam lembaga-lembaga latihan baik melalui program radio atau televisi.
h.      Perlu adanya bunga yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berhubungan dengan setiap cabang ilmun pengetahuan.[1]

Konsep nilai-nilai islam ini memiliki objektifitas dan universalitas. Ini bukan merupakan kesadaran subjektif individu, kelompok atau ras. Islam menegaskan tradisi universal yang telah berlangsung lama dan memperkuat  pola nilai yang di jungjung tinggi oleh semua agama di dunia. Islam menandaskan dasar terakhir dan basisi penghujung bagi nilai-nilai terdapat pada konsepsi hubungan manusia dengan Tuhan, kemanusiaaan dan alam semesta.
C.     
Berarti manusia harus memiliki pengetahuan tentang hubungan itu, ia dapat berbuat demikian dengan memahamisifatnya sendiri, sifat Tuhan dan watak alam semesta. Hanya dengan memahami interelasi ini ia dapat memutuskan peranan dan fungsinya sendiri.[2]
Kurikulum Islam  pertimbangan –pertimbangan Dasar
           Dengan “kurikulum” dimaksudkan seluruh program kerja di sekolah, maktab dan universitas, karena ini alat yang penting bagi pendidikan dan arena padanya tergantanung desain gedung sekolah, perencanaan dan anggaran jenis serta sifat kerjasama yang di perlukan antara rumah dan sekolah, sebuah kurikulum dapat di buat kerangkanya secara tepat hanya kalau kita dapat  emutuskan mengapa kita harus mendidik seorang anak.
            Masyarakat muslim di seluruh dunia sependapat dalam hal ini, tujuan pendidikan, menurut ummah pada umumnya, adalah menghasikan seorang muslim yang baik yang  berbudaya dan  ahli-berbudaya dalam pengertian ia tahu bagaimana menggunakan pengetahuan untuk kemajuan sepiritual, intelektual dan materialnya, dan ahli dalam pengertian ini adalah seorang yang berguna dalam masyarakatnya.[3]
Falsafah pendidikan umum yang merupakan system pendidikan yang lazim di Negara-negara muslim tidaklah lengkap, seperti kita saksikan, karena system tersebut meninggalkan satu aspek dari kepribadian manusia, yaitu spiritnya.
            Karena itu, pengetahuan bukanlah dimiliki hana bdemi pengetahuan itu sendiri, tidak juga pengetahuan tersebut dapat diperoleh dengan cara seperti itu atau tujuan itu. Apa pun yang dipelajari seseorang, yang dipelajarinya itu akan menimbulkan akibat, mempengaruhi atau mengubah kepribadian orang itu. Adam, manusia pertama, menjadi khalifatullah hanya setelah Allah mengajarkan kepadanya esensi dari segalanya.
            Berarti, seluruh kepribadiannya memiliki karakteristik dari seseorang yang mampu menjadi wakil Tuhan dibumi melalui pengetahuan itu. Oleh sebab itu, pengetahuan tidak akan menjadi atau pernah menjadi semata-mata milik intelektual. Emosi, moral dan keyakinan manusia dikondisikan oleh apa yang diketahuinya. Sikapnya terhadap kehidupan mengalami perubahan tanpa disadarinya. Karena itu pula, pengetahuan tentang kehidupan yang penting itu harus mendapat prioritas.[4]
            Kurikulum pendidikan islam adalah semua rencana yang terdapat dalam proses pembembelajaran.
Materi dalam kurikulum pendidikan islam meliputi :
a.       Tujuan
Tujuan pendidikan agama islam ini, yang dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu tujuan kulikuler dan tujuan pembelajaran.”tujuan kurikurel adalah pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman , penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, dan masyararakat, berbangsa, dan bernegara”

b.      Isi
Isi dari kurikulum materi atau bahan pelajaran dan pengatahuan atau pengalaman belajar yang harus di berikan pada peserta didik untuk mencapai mataeri tersebut.

c.       Strategi atau Metode
Strategi adalah pola umum kegiatan Guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan .

d.      Evaluasi
Evaluasi kurikulum yang di maksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevasi dan produktifitas , program dalam mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum pendidikan islam meliputi tiga hal yaitu :
a.       Masalah keimanan (akidah)
Bagian akidah yang bersentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, malaikat , kitab-kitab , rosul-rosul, hari kiamat, Qodo dan Qodar Allah swt. Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertama perlu di tanamkan pada anak didik.
b.      Masalah keislaman (syari’ah)
Bagian syari’ah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara hubungan manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran islam yang penting di tempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini
c.       Masalah ihsan (ahlaq)
Bagian ahlaq merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas ( keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan dalan kehiidupan bermasyarakat.

Ketiga ajaran pokok tersebut akhirnya di bentuk menjadi rukun iman, rukun islam dan aklaq. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama berupa ilmu tauhid, ilmu fiqh dan ilmu aklaq. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian di lengkapi dengan pembahasan dasar hukum islam, yaitu al-qur’an dan hadis.

Dalam perkembangannnya kurikulum pendidikan islam juga harus menyesuaikan prinsip-prinsip kurui kulum secara umum :
a.       Berpusat kepada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
b.      Menyeluruh dan berkesinambungan ( saling menghubungkan atau jalin menjalin antara berbagai jenis program pendidikan )
c.       Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengatahuan, teknologi, dan seni.
d.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e.       Beragam dan terpadu
f.       Belajar sepanjang hayat
g.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB II
PENUTUP
A.    KESIMPULAM
Konferensif Pendidikan Islam Se-Dunia
1.      Konferensif Pendidikan Islam se-Dunia Pertama di Mekkah tahun 1977
Konferensif  pendidikan islam se-dunia pertama diselenggarakan oleh UniversitasKing  Abdul Aziz, di Jeddah/ makkah pada bublan maret-april 1977.
2.      Konferensi Pendidikan Islam se-Dunia Kedua di Islam abad tahun 1980
Konferensif pendidikan islam Dunia kedua di Islam abad pada bulam maret tahun 1980 di selenggarakan oleh Universitas Qaidi Azam dan Universitas Al-Azhar Kairo. mengacu pada keilmuan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna dan bertawakal. Sesuai firman Allah:
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ
Artinya: “katakanlah sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam”.(QS.Al-An’am:162)

DAFTAR PUSTAKA
Ø  Muslihah Eneng, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Diadit Media. 2010.  
Ø  Sayyid Husen Nasr, Ali Asraf, Horishon Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus. 1989.
Ø  Departemen pendidikan dan kebudayaan, kurikulum GBPP pendidikan agama islam, jakarta, 1995
Ø  Hasan basri, filsafat pendidikan islam,bandung : pustaka setia, 2009
Ø  Zakiah darajat, ilmu pendidikan islam, jakarta: bumi aksara,1992.





[1] Eneng Muslihah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Dadit 2010), hal.222-234
[2] Ali Ashraf, Horishon Baru Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaha Firdaus 1996), hal.23-24
[3] Ibid Ali Ashraf, hal.37-38
[4] Ibid. hal. 38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar